Presiden Yaman Peringatkan Kudeta Picu Perang Saudara

"Mereka yang ingin naik ke kekuasaan melalui kudeta harus tahu bahwa tidak diragukan lagi bahwa tanah air tidak akan stabil.. Akan ada perang saudara, perang berdarah," katanya.

Saleh mengatakan pada pertemuan Dewan Tinggi Angkatan Darat bahwa setiap perpecahan di militer akan mempengaruhi bangsa secara negatif.

"Institusi militer di negara tersebut aman dan masih koheren," kata Saleh, memperingatkan bahwa "setiap perpecahan tentara dapat membahayakan keamanan bangsa."

Saleh mengatakan pihak oposisi, yang menyerukan untuk penurunan langsungnya, mencoba melakukan kudeta, kantor berita BBC melaporkan.

Presiden telah menawarkan untuk pergi pada akhir tahun.

Saleh juga telah kehilangan dukungan dari para pemimpin suku, kantor berita The Wall Street Journal melaporkan.

Diplomat AS berusaha untuk menegosiasikan solusi bagi kebuntuan dengan Mayor Jenderal Ali Muhsin al-Amar, yang mengumumkan pada hari Senin bahwa ia tidak lagi mendukung Saleh, kata Journal. Jenderal yang adalah saudara tiri Saleh itu memerintahkan agar tank ditempatkan di sekitar gedung pemerintah utama di Sanaa sementara putra Saleh telah menyiapkan tank di sekitar istana presiden.

Amerika Serikat dan Saleh telah menjadi sekutu dalam menghadapi jaringan teroris di Yaman, dan pemerintah Saudi mendukungnya, karena takut ada negara yang tak stabil di perbatasan selatan.

Gelombang pembelotan dipersiapkan pada hari Jumat ketika 52 demonstran tewas.

Abdel-Malik Mansur, wakil Yaman ke Liga Arab, mengatakan kepada kantor berita Al-Arabiya ia berpihak pada demonstran anti-pemerintah. Mantan menteri lingkungan, Abdul Rahman al-Iryani, yang dipecat pada hari Minggu, juga mengatakan ia berencana untuk bergabung dengan "revolusioner," kata televisi berbahasa Arab itu.

Duta besar Yaman untuk Pakistan, Qatar, Oman dan Spanyol dan konsul di Dubai semua mengumumkan dukungan mereka terhadap demonstran.

Saleh meminta Menteri Luar Negeri Saudi al-Faisal untuk menengahi krisis itu pada hari Senin dan mengirim menteri luar negeri ke Riyadh, Al-Arabiya mengatakan.

Perancis adalah kekuatan Barat yang pertama yang menyerukan untuk pemecatan Saleh, dan Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe menyebut keberangkatan Saleh "tidak dapat dihindari."

Presiden mengatakan dalam pertemuan itu bahwa "para pemimpin militer masih memiliki kesempatan untuk mundur dan kembali."

Sejumlah komandan militer, termasuk Mayor Jenderal Ali Muhsin al-Ahmar dari Divisi lapis baja barat laut pertama dan Mayor Jenderal Mohammed Ali Mohsen dari Divisi Lapis Baja timur laut dan penasehat tentara komandan tinggi Saleh al-Thanin, mendukung protes pro-reformasi pada hari Senin setelah penembakan hari Jumat.

Saleh menyerukan agar para pemimpin militer untuk mengambil tanggung jawab di posisinya masing-masing untuk menjaga keamanan dan stabilitas di negara itu.

Ia mengatakan para pengunjuk rasa adalah "korban dari kekuatan politik" yang hanya berusaha untuk merebut kekuasaan, memperingatkan bahwa "kekuatan-kekuatan politik setelah mereka mencapai kekuasaan akan berperang satu sama lain."