Merasa Disudutkan, Marzuki Mulai Geram Hingga Angkat Bicara
Marzuki AliKetua DPR tersebut merasa disudutkan tentang pembangunan gedung DPR yang baru.
"Nah, mari kita buktikan. Saya akan bukan semua dokumen yang ada mengenai rencana tersebut. Saya sudah baca semua dokumen itu dan jelas perencanaan gedung itu sudah direncanakan oleh DPR periode lalu," kata Marzuki Alie kepada wartawan.
Bahkan, kata Marzuki, mereka sudah menghitung biaya konstruksi dan sudah menunjuk konsultan perencanaan dan ada anggaran sebesar Rp4,2 miliar yang telah digunakan. Dengan dibukanya data itu maka akan jelas semuanya." Bahkan sudah menunjuk konsultan perencanaan dan ada anggaran sebesar Rp 4,2 miliar yang telah digunakan untuk itu. Saya akan buka data itu biar semuanya jelas," Marzuki menandaskan.
Dengan dibukanya data itu, kata Marzuki, akan jelas semuanya. Ia mengaku merasa disudutkan secara sistematis. Apa yang ia lakukan, tegasnya lagi, hanyalah karena dia sebagai anggota DPR.
"Jadi, Ini sudah keputusan lembaga. Semua anggota dalam paripurna sudah menyetujui dan saya hanya menyampaikan apa yang menjadi keputusan bersama, bukan keputusan saya pribadi," tuturnya. "Masa saya bisa mempengaruhi 559 anggota lainnya, hebat benar Marzuki kalau begitu,"
Ditanyakan kemungkinan dirinya dibohongi oleh jajaran kesekjenan, Marzuki mengatakan bahwa informasi yang dimilikinya bukan dari pernyataan jajaran sekjen saja, namun dari data tersebut. "Saya akan buka semuanya mulai dari nomor kontrak, nilai rupiahnya, skup pekerjaan. Jadi biarkan saja mereka menyudutkan saya dengan gerakan yang masif seperti ini," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, para mantan anggota DPR periode 2004-2009 seperti Darul Siska, Alvin Lie dan Eva Kusuma Sundari mengungkapkan bahwa pembangunan gedung baru DPR tidak ada kaitannya dengan DPR periode sebelumnya.
Menurut Marzuki, para mantan anggota DPR tidak sinkron dengan realitanya di lapangan. Mereka mengatakan, prosesnya hanya sampai sayembara untuk menyusun grand design kompleks DPR, namun kenyataannya, rencana pembangunan gedung terus berlanjut dengan munculnya desain gedung baru.
Ketika ditanyakan mengapa gedung ini mendapatkan perhatian yang masif dari LSM, padahal ketika gedung parlemen dibangun pada era Soekarno tahun 1962, kondisi Indonesia jauh lebih buruk dari kondisi saat ini dan kemudian gedung parlemen pun bisa digunakan lebih dari 50 tahun, Marzuki pun mengingatkan bahwa hanya orang besar seperti Bung Karno yang mampu melakukan pekerjaan besar.
"Bung Karno berpikir jauh ke depan makanya dia bangun segala fasilitas ini. Gedung baru ini jika dilihat dalam rencana strategis juga berguna untuk masa datang," katanya.
Marzuki menjelaskan, para mantan anggota DPR tidak sinkron dengan realitanya di lapangan. Mereka mengatakan, prosesnya hanya sampai sayembara untuk menyusun grand design kompleks DPR, namun kenyataannya, rencana pembangunan gedung terus berlanjut dengan munculnya desain gedung baru.

Merasa Disudutkan, Marzuki Mulai Geram Hingga Angkat Bicara
nasional . Dapatkan AKURNEWS versi HP di http://news.akur.asia.
Follow @akurnews
nasional . Dapatkan AKURNEWS versi HP di http://news.akur.asia.
Follow @akurnews
Apa komentar anda?





