2 Oktober Diperingati Sebagai Hari Batik Nasional
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpLJ0YZ-5WgdmzQ7rQqJ_OzdcUFqCx_Qqye4E-EUMMOa0BOfyqaqjBZM7ScI62rTD2n6VRnwJn3kkKYzaSRHQu2QFv-pge_AxTaDgW6I9pHqUCXoKAFcRDklsZWgPZ1cU0n-VExc958tdu/s1600/hari-batik-nasional.jpg)
Bila sebelumnya, ‘ruang gerak’ batik hanya dijumpai pada acara-acara resmi atau lingkungan kraton, kini lebih luas lagi. Batik sudah menjadi busana sehari-hari, untuk pergi shoping, ke kantor, menghadiri pesta, bahkan pergi berlibur sekalipun.
Batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”.
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer seperti dikutip dari wikipedia berpendapat bahwa teknik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.
Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini.
Ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan sendiri.
Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta. Batik juga yang pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. Agar warisan budaya yang satu ini tak diklaim negara lain, ayo kita lestarikan bersama. Cintai kain khas Indonesia ini dengan cara memakainya! (adi)
![sikut](http://si0.twimg.com/profile_images/1881016245/LOGO_akurnews_twitter.jpg)
2 Oktober Diperingati Sebagai Hari Batik Nasional
tahukah . Dapatkan AKURNEWS versi HP di http://news.akur.asia.
Follow @akurnews
tahukah . Dapatkan AKURNEWS versi HP di http://news.akur.asia.
Follow @akurnews
Apa komentar anda?