Gunungkidul Kekurangan Alat Pengering Produk Pertanian
"Sebab, umumnya petani hanya menjemur produk pertaniannya di bawah sinar matahari, sehingga saat curah hujan tinggi, proses pengeringan kurang sempurna," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Gunungkidul, Bambang Sudaryanto di Wonosari, Sabtu (29/10).
Ia mengatakan jumlah alat pengering produk pertanian di Gunung Kidul baru ada di Kecamatan Semin. "Belum banyak petani yang memanfaatkan alat pengering tersebut," katanya.
Menurut dia, proses pengeringan produk pertanian yang kurang sempurna menyebabkan harga jualnya rendah. Ia mengatakan petani di Gunung Kidul selama ini cenderung lebih banyak memanfaatkan hasil panen untuk konsumsi keluarganya.
Padahal, kata dia, jika komoditas pertanian seperti jagung dan padi dikeringkan hingga sempurna, harga jualnya akan lebih tinggi. Selain itu, menurut dia, para petani juga bisa menjual hasil pertaniannya dalam wujud benih.
Sementara itu, salah seorang warga Dusun Karangtengah II, Desa Karangtengah, Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, Ngatini mengatakan petani umumnya tergesa-gesa dalam mengeringkan jagung, karena ingin segera menjual hasil panennya itu. Ia mengatakan harga jagung di pasaran Gunung Kidul saat ini Rp2.000 per kilogram.
"Jagung yang saya jual jumlahnya lebih sedikit dari yang kami simpan untuk cadangan. Harga jagung yang rendah menyebabkan saya memilih untuk menyimpannya," katanya. (jog/Van)
Gunungkidul Kekurangan Alat Pengering Produk Pertanian
jogja . Dapatkan AKURNEWS versi HP di http://news.akur.asia.
Follow @akurnews
jogja . Dapatkan AKURNEWS versi HP di http://news.akur.asia.
Follow @akurnews
Apa komentar anda?