Rusia Ancam Blokir Rute NATO

Duta Besar Rusia untuk NATO, Dmitri Rogozin memperingatkan bahwa Moskow akan meninjau kerjasama dengan aliansi militer Barat di Afghanistan, jika NATO gagal mengatasi keberatan Rusia, seperti dikutip Wall Street Journal, Senin (28/11).

Sebelumnya pada hari Kamis lalu, Presiden Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa tindakan langsung akan diambil jika kekhawatiran negaranya tidak ditangani.

Medvedev membayangkan kemungkinan serangan rudal di Polandia, Rumania, Spanyol, dan Turki sebagai sarana untuk menonaktifkan baterai kontra-rudal, jika Amerika Serikat gagal menanggapi kekhawatiran para pejabat pertahanan Rusia.

Presiden Rusia itu juga memperingatkan bahwa negaranya akan menyebarkan senjata nuklir ke perbatasan Eropa dalam menanggapi hal itu untuk memindahkan kekhawatiran tersebut.

Ancaman Rusia untuk memblokade garis pasokan NATO ke Afghanistan bertepatan dengan tindakan hukuman yang sama diambil oleh Pakistan pada Sabtu untuk membalas serangan udara terakhir NATO pada pasukan militer Pakistan, yang menewaskan 24 tentaranya.

Seperti diketahui, NATO mulai menggunakan rute yang lebih aman melintasi Rusia untuk memberikan pasokan pada pasukannya, sejak Washington dan Moskow memperbaiki hubungan diplomatik pada tahun 2009 lalu.

Sebenarnya, pemerintah Rusia telah lama menentang rencana NATO dalam menggelar perisai anti rudal di Eropa, dengan alasan bahwa sistem tersebut bukan untuk mengamankan sekutu Washington di Eropa, namun secara efektif justru ditujukan untuk Rusia.

Tapi, NATO mengklaim bahwa perisai anti-rudal direncanakan untuk menggagalkan serangan yang mungkin dari negara "jahat" dan terus melanjutkan rencana tersebut, meski ada kekhawatiran dari Rusia. (dun/des)