Wanita Lebih Sakit Hati Pada Kebohongan Tertulis
Penelitian membuktikan bahwa seseorang yang berbohong secara lisan atau langsung berhadap-hadapan memang butuh keberanian lebih, karena harus bisa mengatur ekspresi wajah dan gestur tubuh agar orang yang dibohongi lebih percaya.
Namun korbannya ternyata lebih bisa memaafkan sang penipu, sebab ada faktor penguat seperti impresi yang muncul dari pertemuan face-to-face yang menjadi pertimbangan memaafkan kebohongan yang terjadi.
Berbeda dengan orang yang memilih berbohong secara tertulis atau tidak langsung. Memang lebih mudah dilakukan karena tidak harus berhadapan dengan sang korban. Kata-kata pun bisa lebih diatur.
Namun efek setelah kebohongan tersebut terungkap, ternyata korban lebih parah sakit hatinya dan sulit memaafkan kebohongan tertulis itu.
Ini terjadi sebab sang korban akan merasa bodoh dan marah pada dirinya sendiri karena sudah mempercayai sesuatu yang tidak cukup bukti, karena tidak langsung bertemu si pembohong, sekaligus juga marah pada sang pembohong sebab sudah mensia-siakan kepercayaan yang diberikan. (kos/ika)
Rating: 4
Wanita Lebih Sakit Hati Pada Kebohongan Tertulis
kosmo, utama . Dapatkan AKURNEWS versi HP di http://news.akur.asia.
Follow @akurnews
kosmo, utama . Dapatkan AKURNEWS versi HP di http://news.akur.asia.
Follow @akurnews
Apa komentar anda?