Lika-liku Menegangkan Evakuasi WNI Dari Libya
Aset-aset KBRI Tripoli yang dapat diangkut dalam evakuasi dititipkan kepada KBRI Tunis, demikian keterangan KBRI Tunis yang diterima Kantor Berita Antara di London, Senin kemarin.
Sekretaris Satu Boy Dharmawan menjelaskan KBRI Tunis ingin memastikan WNI eks-Libya yang melewati Tunisia memperoleh perlindungan dan tidak terlunta-lunta seperti warga negara lain yang mengungsi di perbatasan Ras Jedir setelah ditelantarkan negaranya.
Rombongan pengungsi WNI tiba di Tunis Minggu malam sekitar pukul 22.00, setelah menempuh perjalanan sekitar 1000 Km dari Tripoli.
KBRI Tunis telah membuka posko dekat perbatasan guna menjemput WNI yang memasuki Tunisia melalui perbatasan darat.
KBRI Tripoli bekerjasama dengan KBRI Tunis secara resmi telah mengevakuasi WNI terakhir dari Libya ke Tunisia hari Minggu, 27 Maret lalu.
Rombongan evakuasi dipimpin Sekretaris Ketiga KBRI Tripoli, Jopkie Kurniawan, terdiri atas empat staf KBRI Tripoli, dua mahasiswa, ABK kapal minyak, enam TKW, dan satu wanita bersuamikan warga Libya.
Dua mahasiswa yang dievakuasi sempat menolak keras untuk diungsikan. Setelah pro-Gaddafi kian tersudut, mereka shalat istikharah dan akhirnya keduanya bersedia dievakuasi.
Rombongan evakuasi KBRI Tripoli meninggalkan Libya menggunakan empat mobil, dua mobil KBRI Tripoli dan dua mobil sewa dari Tripoli menuju kota Ras Jedir di perbatasan Tunisia-Libya.
Perjalanan rombongan KBRI Tripoli ini berlangsung menegangkan di mana untuk sampai perbatasan Ras Jedir, rombongan harus menghindari pertempuran di beberapa kota dan menempuh jalan yang dikuasai kelompok pro-Gaddafi yang menghormati kendaraan yang digunakan KBRI Tripoli.
Rombongan sempat khawatir karena dihadang 22 chek point, karena dua dari empat kendaraan yang digunakan adalah kendaraan transportasi non-dinas, dan salah satu kendaraan KBRI Tripoli membawa peralatan sandi rahasia yang harganya miliaran.
Dalam banyak kejadian, tentara Gaddafi menyita semua alat elektronik yang mereka dapatkan dari rombongan pengungsi.
Rombongan evakuasi WNI eks-Libya dijemput langsung oleh staf KBRI Tunis di Ras Jedir untuk mempercepat proses imigrasi dan berkoordinasi dengan komandan militer di Ras Jedir.
Sejak 20 Maret lalu, KBRI Tunis telah membuka posko evakusi di kota Jerba. KBRI Tunis juga menjalin hubungan yang terus menerus dengan International Organization for Migrants (IOM), Imigrasi Tunisia dan Komandan Militer Ras Jedir, guna membantu WNI melintasi perbatasan Tunisia-Libya.
Sementara itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendesak dunia memberi kesempatan kepada bangsa Libya untuk menyelesaikan persoalannya sendiri.
"Seharusnya bangsa Libya diberi kesempatan untuk menyelesaikan persoalannya sendiri," kata Wakil Sekjen PBNU Abdul Mun`im Dz saat membacakan rekomendasi rapat pleno PBNU di Pesantren Krapyak, Yogyakarta.
Menurut PBNU, keterlibatan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) seharusnya sebatas menjaga perdamaian dengan dasar utama melindungi rakyat dan kedaulatan Libya.
"Dengan alasan itu, maka NU mengutuk keras penyerbuan tentara koalisi pimpinan Amerika Serikat ke Libya," kata Mun`im.
PBNU mendesak pemerintah Indonesia berperan aktif menyelesaikan masalah Timur Tengah, Arab, dan khususnya Libya.
Sementara kepada para pemimpin Timur Tengah, PBNU menyarankan agar dalam menghadapi perubahan yang demikian kuat, para pemimpin Timur Tengah mawas diri untuk segera mencari solusi dalam transisi kekuasaan yang damai.
Sementara itu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan, saat ini seratusan ulama Libya berupaya mendekati para penentang Presiden Muamar Khadafi guna meminta agar tidak melanjutkan penyerangan, setelah ada keterlibatan tentara asing pimpinan Amerika Serikat.
Lika-liku Menegangkan Evakuasi WNI Dari Libya
nasional . Dapatkan AKURNEWS versi HP di http://news.akur.asia.
Follow @akurnews
nasional . Dapatkan AKURNEWS versi HP di http://news.akur.asia.
Follow @akurnews
Apa komentar anda?