Bencana Jepang Gagalkan Rencana Nuklir Venezuela

Presiden Chavez mengatakan bahwa dia menghentikan rencana untuk mengembangkan tenaga nuklir di negara Amerika Selatan setelah Jepang berjuang untuk menghindari meltdown di pabriknya setelah gempa bumi dan tsunami pekan lalu.

"Saya memerintahkan Menteri Energi Rafael Ramirez untuk membekukan semua proyek pengembangan tenaga nuklir untuk tujuan damai," kata Chavez hari ini di televisi negara.

Pemerintah Rusia telah setuju untuk membantu membangun reaktor Venezuela tahun lalu dalam kunjungan ke Moskow oleh Chavez. Tetapi Chavez mengatakan peristiwa yang terjadi di Jepang telah mendorong dia untuk memikirkan kembali upaya teknologi nuklirnya.

"Ini sesuatu yang sangat berisiko dan berbahaya bagi seluruh dunia karena meskipun ada kecanggihan teknologi dan kemajuan yang dimiliki Jepang, melihat apa yang terjadi dengan beberapa reaktor nuklir," kata Chavez dalam pidato televisinya.

Pemimpin Venezuela memperingatkan bahwa bahan radioaktif dari pabrik yang rusak Jepang bisa menimbulkan ancaman bagi tetangga seperti China.

"Kita berdoa kepada Tuhan bahwa ... itu tidak memiliki dampak serius pada penduduk Jepang dan negara-negara tetangga lainnya," katanya.

Chavez mengatakan ia percaya masalah pada reaktor nuklir Jepang akan membuat negara-negara lain selain dari Venezuela memikirkan kembali kebutuhan untuk program nuklir.

"Saya tidak punya keraguan sedikit pun bahwa ini akan mengubah rencana pengembangan energi nuklir di dunia dengan cara yang kuat ," kata Chavez. Dia juga meramalkan bahwa akan ada peningkatan permintaan untuk minyak "dalam jangka pendek, menengah dan panjang."

Chavez menandatangani kesepakatan dengan perusahaan Rusia Rosatom Corp pada bulan Oktober untuk mengembangkan tenaga nuklir di Venezuela termasuk reaktor riset. Menteri Listrik Ali Rodriguez mengatakan pada 21 Oktober bahwa Venezuela berharap untuk akhirnya menghasilkan 4.000 megawatt tenaga nuklir.

Chavez mengumumkan tahun lalu bahwa pemerintahannya sedang melakukan penelitian awal dalam memulai program energi nuklir.

Pemerintahnya sedang mencari para ahli dari negara-negara serumpun seperti Rusia, Iran dan Libya.

Komentar Chavez dibuat setelah ledakan baru terjadi di pembangkit listrik tenaga atom Jepang yang dilanda gempa setelah hari Rabu pagi, memicu krisis nuklir Jepang.

Para teknisi nuklir telah putus asa berjuang melawan krisis nuklir di pabrik berusia 40 tahun itu sejak gempa bumi yang dahsyat dan tsunami merusak sistem pendingin pabrik itu Jumat lalu dan batang bahan bakar mulai overheat.

Ada empat ledakan dan dua kebakaran di empat dari enam pabrik reaktor dan bahan radioaktif telah dilepaskan ke atmosfer.

Chavez mengatakan pada hari Selasa bahwa dia percaya masalah di pembangkit nuklir Jepang akan membuat negara-negara lain selain Venezuela mempertimbangkan kembali kebutuhan program nuklir, sehingga meningkatkan permintaan untuk minyak bumi.

Venezuela adalah eksportir minyak utama dunia.