5:57:00 PM Thursday, October 20, 2011 | Post by: TIM & AKUR NETWORKS

"Solowae" Ajak Wisatawan Ramai-ramai ke Solo

AKURNEWS - Souvenir Solo, produsen kaos kreatif yang selama empat tahun turut meramaikan industri pariwisata Kota Solo, kali ini mencoba membuat gebrakan spektakuler. Sebagai salah satu pemain tangguh di industri kreatif, perusahaan yang telah memiliki delapan outlet ini cukup berani menempuh terobosan baru dengan mengubah merek dagangnya menjadi “Solowae”.

Direktur Solowae, Yayok Aryosaseno, menyebutkan pertimbangan penggantian merek dari Souvenir Solo ke Solowae dimaksudkan untuk memperkuat branding Kota Bengawan. Dengan begitu, diharapkan para wisatawan semakin tertarik berkunjung ke Solo.

“Solowae dalam bahasa Jawa kan bisa diterjemahkan ayo ke Solo saja. Ajakan itu secara psikologis mendorong perhatian untuk berkunjung baik wisata, bisnis ataupun keperluan lainnya. Tapi bisa juga Solowae diplesetkan jadi jalan Solo,” kata Yayok, kepada wartawan, di Solo Square, Kamis (20/10).

Meski dilakukan perubahan merek dagang, namun menurutnya, kata Souvenir Solo akan tetap dipertahankan sebagai bagian dari komponen brand kaos tersebut. Souvenir Solo akan menjadi tagline alias slogan merek Solowae.

Sejalan dengan misinya sebagai “Juru Cerita Kota Solo”, pada saat yang bersamaan Solowae pun meluncurkan desain unggulan terbarunya yang bertema be A King in Solo dan Solo The Hidden Beauty. Harapannya tak lain untuk menggaet wisatawan berkunjung ke Kota Solo.

Tak hanya itu, dalam waktu dekat, imbuh Yayok, Solowae juga akan menggelar lomba desain t-shirt yang mengusung tajuk “Superhero Solo”. Hasil lomba sedianya akan digunakan sebagai desain pada kaos anak, mengingat Solowae saat ini mulai melirik segmen anak.

Sementara saat menyinggung perihal pertumbuhan konsumen, ia mengungkapkan, tren peminat kaos bertema lokal di Solo cenderung bertumbuh. Tema-tema lokal klasik yang sebelumnya tidak diperhitungkan ternyata saat ini cukup banyak diminati.

“Ini terlihat dari data pertumbuhan permintaan t-shirt Solowae bertema klasik tradisional Solo. Tahun ini mengalami peningkatan permintaan pasar sekitar 25 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” pungkas Yayok. (slo/des)