Dahsyatnya Cinta Ibarat Candu
Kondisi itu terjadi pada saat orang merasakan kuatnya rasa cinta. Biasanya dialami dalam masa awal jatuh cinta. Dalam keadaan demikian, aktivitas otak terpengaruh dengan kehadiran hormon dorpamin yang bekerja cukup kuat. Zat kimia otak ini membantu seseorang merasa sangat nyaman.
Saat seseorang mengonsumsi narkotika dan obat terlarang lainnya, jalur dorpamin ini yang diserang. Efeknya, dia mengalami ketergantungan dan merasa terbebas dari sakit atau nyeri yang dirasakan tubuh. Hanya saja, cinta mendatangkan kenyamanan dengan cara yang lebih aman.
Dr. Sean Mackey, dalam penelitian Division of Pain Management di Stanford University Medical Center, AS, mengatakan, perasaan cinta yang muncul saat seseorang melihat atau membayangkan kekasihnya, dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa sakit.
Hal tersebut terlihat saat dilakukan pengamatan terhadap 15 mahasiswa dan mahasiswi yang baru saja mengalami jatuh cinta. Mereka diberikan alat pengontrol panas pada tangan dan diberikan dosis ringan rasa panas untuk menimbulkan sedikit rasa sakit. Setelah itu, diperlihatkan wajah kekasih mereka yang kala itu perasaan cinta mereka sedang membunga.
Sembari otak discan dengan memakai mesin functional magnetic resonance (fMRI), ternyata didapatkan hasil bahwa efek gairah jatuh cinta tersebut kekuatannya sebanding dengan pengaruh morfin dan kokain. Dan, ketika mereka ditunjukkan wajah orang lain– sekali pun sangat cantik atau tampan– ternyata tidak punya efek yang sama seperti saat memandang wajah kekasihnya.
“Sistem lama dalam otak kita yang melibatkan dopamin, neurotransmitter utama, memengaruhi perasaan dan motivasi,” kata Mackey. (kos/ika)
Dahsyatnya Cinta Ibarat Candu
kosmo . Dapatkan AKURNEWS versi HP di http://news.akur.asia.
Follow @akurnews
kosmo . Dapatkan AKURNEWS versi HP di http://news.akur.asia.
Follow @akurnews
Apa komentar anda?